PEDOMAN PENEMPATAN & PENYIMPANAN BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM

, , 1 comment



PEDOMAN PENEMPATAN & PENYIMPANAN BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENGGUNAAN & KEAMANAN

Langkah – langkah Dalam Mengamankan Bahan Kimia Yang Perlu Diperhatikan  (COC)

Semua upaya keamanan laboratorium harus sesuai dengan potensi risiko, tidak menghambat penelitian, dan memanfaatkan sumber daya setempat.
Perencanaan keamanan laboratorium mencakup berikut ini:


1.                  Menentukan kebutuhan keamanan fisik: penjaga keamanan, kunci pintu (elektronik atau kunci), lemari terkunci, sistem alarm, dan lainnya.
2.                  Menetapkan izin akses: siapa yang boleh menggunakan bahan.
3.                   Memantau masalah akses: distribusi dan pengumpulan kunci, dan lainnya.
4.                  Mempertanyakan kehadiran orang tak dikenal di laboratorium.
5.                  Melaporkan semua kegiatan mencurigakan.
6.                  Mengunci pintu laboratorium jika tidak digunakan.
7.                  Mematuhi prosedur keamanan, termasuk mengganti bahan dan mengamankannya jika tidak digunakan.
8.                  Melarang penggunaan bahan dan fasilitas laboratorium tanpa izin.
9.                  Melatih pegawai laboratorium tentang masalah dan harapan keamanan.
10.               Memasukkan masalah keamanan dalam inspeksi laboratorium reguler.
11.              Membangun protokol pelaporan masalah keamanan.

COC (Chemicals of Concerns) adalah bahan kimia yang sangat berbahaya atau bahan kimia yang berpotensi menjadi prekursor bahan yang sangat berbahaya. Biasanya, daftar ini mencakup bahan kimia yang didaftar oleh Konvensi Senjata Kimia, bahan kimia yang berpotensi digunakan untuk penghancuran massal, bahan peledak dan prekursor perangkat ledak pengganti, dan bahan kimia dengan toksisitas akut tinggi (diberi peringkat Kategori 1 dalam Sistem Harmonisasi Global tentang Klasifikasi dan Pelabelan Bahan Kimia).

Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasrkan atas sifat fisik dan sifat kimia bahan. Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia seperti : Control temperatur, Perbandingan dan konsentrasi reaktan, Kemurnian bahan, Kecepatan dan penambahan bahan,  Pengadukan, Teknik reaksi atau distilasi,  Bahaya radiasi, Bahaya padatan yang reaktif.

Pengaturan penyimpanan bahan kimia adalah suatu hal yang tidak bisa kita abaikan setiap bahan kimia mempuyai sifat fisika dan kimia yang berbeda seperti misalnya :
1.Bahan berbahaya dan beracun (B3).
2.Reaksi dekomposisi.
3.Komposisi, struktur & reaktivitas kimia.
4.Bahan – bahan kimia tidak kompatibel.

Bahaya berbahaya dan Beracun (B3)

Secara rinci, klasifikasi bahan berbahaya dan beracun (B3) diatur dalam PP No.74 Th 2001 tentang pengelolaan B3, klasifikasi tersebut sebagai berikut :
Ø  Mudah meledak (explosive)
Ø  Pengoksida (oxiding)
Ø  Berbahaya (harmful)
Ø  Korosif (corrosive)
Ø  Bersifat iritasi (irritant)
Ø  Beracun (toxic)
Ø  Karsinogenik                                                                               
Ø  Teratogenik
Ø  Berbahaya bagi lingkungan

Reaksi dekomposisi

Hasil reaksi dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi dekomposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa sebelumnya. Jenis reaksi ini berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.

Komposisi, struktur & reaktivitas kimia

Ketidakstabilan atau reaktivitas kimia dihubungkan dengan strukturnya.
Contoh :
Ø  CN2     (senyawa diazo)
Ø  C-NO (senyawa nitroso)
Ø  C- CN2 (senyawa nitro)

Reaktivitas senyawa tersebut sangat tergantung dari beberapa factor sehingga yang harus diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :

1. Control temperatur.
2.Perbandingan dan konsentrasi reaktan.
3.Kemurnian bahan.
4.      Kecepatan dan penambahan bahan.
5.      Pengadukan.
6.      Teknik reaksi atau distilasi.
7.      Bahaya radiasi.
8.      Bahaya padatan yang reaktif.

Bahan – bahan kimia tidak kompatibel (chemical incompatibility matrix)
Ø  Identifikasi bahan di masing-masing lab.
Ø  Perhatikan MSDS.
Ø  Pahami prosedur penanganan.

Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaikanya dipisahkan berdasrkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut :

Jenis asam

Ø  Pisahkan dari logam reaktid : sodium, potassium dan magnesium.
Ø  Pisahkan asam pengoksidasi dengan asam organic dan bahan yang flammable dan combustible.
Ø  Asam asetat adalah cairan flammable.
Ø  Asam nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2 dasn gas nitrosyl chloride yang toksik.
Ø  Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menghasilkan toksik atau gas mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti : sodium sianida, besi sulfide dan kalsium karbida.

Jenis basa (bases)

Ø  Pisahkan dari asam, logam, bahan mudah meledak, peroksida organik.
Ø  Jangan menyimpan larutan NaOH dan KOH dalam rak aluminium.

Pelarut (flammable dan combustible)

Ø  Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent.
Ø  Pisahkan dari asam peroksida dan oksidator lain.
Ø  Jauhkan dari sumber pembakar : panas, api dll.

Pengoksidasi
Ø  Jauhkan dari materi yang combustible dan flammable.
Ø  Jauhkan dari bahan pereduksi seperti seng, logam alkali, dan asam format.

Sianida
Ø  Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi.

Bahan reaktif terhadap air.
Ø  Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air.
Ø  Siapkan racun api kelas di dekatnya.

Bahan piroforik
Ø  Dalam kemasan asli asli, simpan di tempat yang dingin.
Ø  Berikan tambahan sel yang kedap udara.

Ligh – sensitive chemicals
Ø  Simpan di botol gelap / berwarna dalam tempat dingin kering dan gelap.

Bahan pembentuk peroksida
Ø  Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flammable.
Ø  Pisahkan dari pengoksidasi dan asam.

Bahan beracun
Ø  Simpan sesuai sifat bahan kimia penyusunannya.
Ø  Pergunakan system keamanan yang memadai.

Tempat cairan :
Ø  Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapasitas tray 110 % volume botol terbesar atau 10% dari seluruh volume.
Ø  Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol.
Ø  Jangan menggunakan bahan aluminium.

Chemical storage cabinets
Ø  Approved corrosive cabinets berfungsi untuk penyimpanan asam dan basa.
Ø  Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable liquids.

Menetapkan Keamanan Informasi
Keamanan informasi sangat penting untuk keamanan peralatan dan bahan. Masalah penggunaan-ganda berlaku untuk data dan bahan laboratorium. Pelanggaran keamanan siber mungkin menyebabkan informasi sensitif jatuh ke tangan teroris, kelompok musuh, atau pelaku kejahatan. Kembangkan kebijakan dan prosedur keamanan informasi, seperti yang diperinci pada bagian berikutnya :

1.Membuat Cadangan Data

Kembangkan rencana untuk membuat cadangan data secara reguler. Pertimbangkan manfaat menyimpan cadangan data di luar, baik di tempat penyimpanan tahan api atau di fasilitas pusat (msl., fasilitas teknologi informasi lembaga).

2.       Melindungi Informasi Rahasia atau Sensitif

Nilailah jenis data yang dihasilkan oleh laboratorium. Data mungkin sesuai dengan kategori berikut:
Ø    publik, dapat diberitahukan bebas kepada siapa saja;
Ø     internal, dapat diberitahukan bebas kepada pihak lain dalam lembaga;
Ø    departemental, hanya dapat diberitahukan ke pihak lain dalam departemen;
Ø    laboratorium, hanya dapat diberitahukan ke pihak lain di laboratorium; atau
Ø    rahasia, dapat diberitahukan hanya kepada mereka yang terlibat langsung dengan data atau berdasarkan keperluan tertentu yang sah.

Jika laboratorium menghasilkan data yang pribadi, sensitif, atau data hak milik, ambil langkah berikut dengan panduan dari kelompok teknologi informasi lembaga atau konsultan luar

1. Berikan pelatihan kepada mereka yang mempunyai akses terhadap informasi ini, dengan menekankan pada pentingnya kerahasiaan. Kaji segala prosedur publikasi informasi tersebut ke luar laboratorium.

2. Buat perjanjian kerahasiaan tertulis dan ditandatangani oleh mereka yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

3. Ganti sandi secara rutin. Jangan menyimpan atau menulis sandi di tempat mudah ditemukan. Jaga kerahasiaan sandi.

4. Kunci keamanan, kartu akses, atau alat keamanan fi sik lainnya.

5. Sebelum membuang bahan yang berisi informasi sensitif, buat bahan tersebut menjadi tidak dapat digunakan lagi dengan menghancurkannya atau menghapus pita perekam.

6. Laporkan segera segala pelanggaran keamanan yang diketahui atau dicurigai ke kantor keamanan lembaga dan petugas keselamatan dan keamanan kimia.






Menentukan Prosedur untuk Penanganan dan Manajemen Bahan Kimia

Manajemen bahan kimia adalah komponen penting dari program laboratorium. Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup bahan kimia, termasuk pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman, dan pembuangan

Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia

Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang dimilikinya secara akurat. Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data, bahan kimia dalam laboratorium dan informasi penting tentang pengelolaannya yang tepat. Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari sumber komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan untuk setiap wadah masing-masing bahan kimia. Inventaris membantu dalam pemesanan, penyimpanan, penanganan, dan pembuangan bahan kimia, juga perencanaan darurat.

Penyimpanan Bahan Kimia

Ikuti panduan umum ini saat menyimpan bahan kimia dan peralatan bahan kimia:
1.  Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.

2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.

3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.

4.  Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.

5.  Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).

6.  Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.

7.   Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.

8.   Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.

9. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.

10. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.

11. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar yang disetujui.
12.         Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.
13.          Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Untuk mendapatkan gambaran metode pengodean warna untuk penyusunan bahan kimia.
14.         Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
15.         Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun.

Wadah dan Peralatan

Ikuti panduan khusus di bawah ini tentang wadah dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia.
1.             Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah pengaman (overpack), untuk menampung bahan jika wadah utama pecah atau bocor.
2.             Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan, kebocoran, tetesan, atau cucuran. Wadah polipropilena sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan.
3.             Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia untuk menyimpan bahan berbahaya.
4.             Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang korosif, mudah terbakar, atau beracun.
Penyimpanan Dingin
Penyimpanan bahan kimia, biologis dan radioaktif yang aman di dalam lemari es, ruangan yang dingin, atau freezer memerlukan pelabelan dan penataan yang baik. Manajer laboratorium menugaskan tanggung jawab untuk menjaga unit-unit ini agar aman, bersih, dan tertata, serta mengawasi pengoperasiannya yang benar. Ikuti panduan penyimpanan dingin ini:
1.                  Gunakan lemari penyimpanan bahan kimia hanya untuk menyimpan bahan kimia. Gunakan pita dan penanda tahan air untuk memberi label lemari es dan freezer laboratorium.
2.                  Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut disetujui. Jika penyimpanan dalam lemari es diperlukan di dalam ruang penyimpanan bahan yang mudah terbakar, pilih lemari es tahan-ledakan. Jangan menyimpan oksidator atau bahan yang sangat reaktif dalam unit yang sama dengan bahan yang mudah terbakar.
3.                  Semua wadah harus tertutup dan stabil. Perangkat pengaman sekunder, seperti baki plastik, penting untuk labu laboratorium kimia dan disarankan untuk semua wadah.
4.                  Labeli semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi bahayanya.
5.                  Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada rak dan tempelkan skema penataan di luar unit.
6.                  Setiap tahun, kaji semua isi dari masing-masing unit penyimpanan dingin. Buang semua bahan tidak berlabel, tidak diketahui, atau tidak diinginkan, termasuk bahan yang dimiliki oleh pegawai yang telah meninggalkan laboratorium.
Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala
Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia dalam jumlah terbatas. Jumlah yang diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk:
Ø  konstruksi laboratorium;
Ø   jumlah zona api dalam gedung;
Ø   tingkat lantai tempat laboratorium berlokasi;
Ø   sistem pelindungan api yang dibangun dalam laboratorium;
Ø  adanya lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar atau kaleng keselamatan; dan
Ø  jenis laboratorium (yaitu, pendidikan atau penelitian dan pengembangan).

Ikuti panduan ini untuk menyimpan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala:
1.             Jika tempatnya memungkinkan, simpan cairan yang gampang menyala dalam lemari penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
2.             Simpan cairan gampang menyala di dalam wadah aslinya (atau wadah lain yang disetujui) atau dalam kaleng keselamatan. Jika memungkinkan, simpan cairan yang mudah terbakar yang berjumlah lebih dari 1 L dalam kaleng keselamatan.
3.             Simpan 55 galon (~208-L) drum cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dalam ruang penyimpanan khusus untuk cairan yang mudah terbakar.
4.             Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari bahan oksidasi kuat seperti asam nitrat atau kromat, permanganat, klorat, perklorat, dan peroksida.
5.             Jauhkan cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala dari sumber penyulutan. Ingat bahwa banyak uap yang mudah terbakar lebih berat dibandingkan udara dan dapat menuju ke sumber penyulutan.
Penyimpanan Silinder Gas
Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, dan lokal untuk menentukan jumlah gas maksimal yang dapat disimpan di dalam laboratorium. Dengan gas beracun dan reaktif, atau gas penyebab mati lemas dalam jumlah besar, lemari gas khusus mungkin diperlukan. Lemari gas dirancang untuk pendeteksian kebocoran, penggantian yang aman, ventilasi, dan jalan keluar darurat.
Untuk gas laboratorium yang biasanya digunakan, pertimbangkan pemasangan sistem gas internal. Sistem tersebut menghapuskan perlunya pengiriman dan penanganan silinder gas mampat dalam laboratorium.
Penyimpanan Zat yang Sangat Reaktif
Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, atau lokal untuk menentukan jumlah maksimal bahan kimia yang sangat reaktif yang dapat disimpan di dalam laboratorium. Ikuti panduan umum di bawah ini saat menyimpan zat yang sangat reaktif.
1.             Pertimbangkan persyaratan penyimpanan setiap bahan kimia yang sangat reaktif sebelum membawanya ke dalam laboratorium.
2.             Baca MSDS atau literatur lainnya dalam mengambil keputusan tentang penyimpanan bahan kimia yang sangat reaktif.
3.             Bawa bahan sejumlah yang diperlukan ke dalam laboratorium untuk tujuan jangka pendek (hingga persediaan 6 bulan, tergantung pada bahannya).
4.             Pastikan memberi label, tanggal, dan mencatat dalam inventaris semua bahan yang sangat reaktif segera setelah bahan diterima.
5.             Jangan membuka wadah bahan yang sangat reaktif yang telah melebihi tanggal kedaluwarsanya. Hubungi koordinator limbah berbahaya di lembaga Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
6.             Jangan membuka peroksida organik cair atau pembentuk peroksida jika ada kristal atau endapan. Hubungi CSSO Anda untuk mendapatkan instruksi khusus.
7.             Untuk masing-masing bahan kimia yang sangat reaktif, tentukan tanggal pengkajian untuk mengevaluasi kembali kebutuhan dan kondisi dan untuk membuang (atau mendaur ulang) bahan yang terurai dari waktu ke waktu.
8.             Pisahkan bahan berikut:
Ø  agen pengoksidasi dengan agen pereduksi dan bahan mudah terbakar;
Ø  bahan reduksi kuat dengan substrat yang mudah direduksi;
Ø  senyawa piroforik dengan bahan yang mudah terbakar; dan
Ø  asam perklorik dengan bahan reduksi.
9.              Simpan cairan yang sangat reaktif di baki yang cukup besar untuk menampung isi botol.
10.         Simpan botol asam perklorik dalam baki kaca atau keramik.
11.         Jauhkan bahan yang dapat diubah menjadi peroksida dari panas dan cahaya.
12.         Simpan bahan yang bereaksi aktif dengan air sejauh mungkin dari kemungkinan kontak dengan air.
13.         Simpan bahan yang tidak stabil karena panas dalam lemari es.
14.         Gunakan lemari es dengan fitur keselamatan ini:
Ø  semua kontrol yang menghasilkan percikan di bagian luar;
Ø  pintu terkunci magnetik;
Ø  alarm yang memperingatkan jika suhu terlalu tinggi; dan
Ø  suplai daya cadangan.
15.         Simpan peroksida organik cair pada suhu terendah yang mungkin sesuai dengan daya larut atau titik beku. Peroksida cair sangat sensitif selama perubahan fase. Ikuti panduan pabrik untuk penyimpanan bahan yang sangat berbahaya ini.
16.         Lakukan inspeksi dan uji bahan kimia pembentuk peroksida secara periodik dan beri bahan label akuisisi dan tanggal kedaluwarsa. Buang bahan kimia yang kedaluwarsa.
17.         Simpan bahan yang sangat sensitif atau simpan lebih banyak bahan eksplosif dalam kotak anti ledakan.


18.         Batasi akses ke fasilitas penyimpanan.
Contoh :
Asam harus disimpan dalam botol kaca yang dimasukkan dalam wadah individu dan disimpan di atas baki. Upaya ini akan membuat bahan terpisah dan tidak terkena tumpahan apa pun.

Penyimpanan Bahan yang Sangat Beracun
Lakukan tindakan pencegahan berikut saat menyimpan karsinogen, toksin reproduktif, dan bahan kimia dengan tingkat toksisitas akut tinggi.
1.             Simpan bahan kimia yang diketahui sangat beracun dalam penyimpanan berventilasi dalam perangkat pengaman sekunder yang resisten secara kimia dan anti pecah.
2.             Jaga jumlah bahan pada tingkat kerja minimal.
3.             Beri label area penyimpanan dengan tanda peringatan yang sesuai.
4.             Batasi akses ke area penyimpanan.
5.             Pelihara inventaris untuk semua bahan kimia yang sangat beracun.

Adapun keamananan dan pengamanan kerja di laboratorium sebagai berikut:
1.        Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
2.        Sediakanlah alat-alat yang akan dipakai di atas meja. Alat-alat yang tidak digunakan sebaiknya disimpan didalam almari supaya tidak mengganggu dalam bekerja.
3.        Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4.        Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak kena kotoran yang mempersulit analisis.
5.        Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
6.        Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7.        Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8.        Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke muka anda.
9.        Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10.    Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
11.    Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
12.    Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan Kimia secara berlebihan.
13.    Jangan mengembalikan bahan Kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
14.    Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melakukan praktikum.
15.    Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
16.    Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.
17.    Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktikum basah segera keringkan dengan lap.
18.    Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dsb.
19.    Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, misalnya asam-asam pekat (H2SO4, HNO3, HCl), basa-basa kuat (KOH, NaOH, dan NH4OH), dan oksidator kuat (air brom, iod, senyawa klor, permanganat).
20.    Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas beracun dilakukan di almari asam.
21.    Jangan memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
22.    Menetralkan asam/basa
Ø     Asam pada pakaian: dengan amonia encer.
Ø     Basa pada pakaian: dengan asam cuka encer, kemudian amonia encer.
Ø   Asam/basa pada meja/lantai: dicuci dengan air yang banyak.
Ø     Asam, basa, dan zat-zat yang merusak kulit: dicuci dengan air, kemudian diberi vaseline.
23.    Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera pada dosen atau asisten jaga.



1 comment: